Jumat, 29 Juli 2011

aneh tapi indah

hari itu anniv gw sama pacar gw, tapi gw di ajakin jalan sama temen" gw. gw ga tau+bingung mau ikut atau ngga, dan akhirnya gw mutusin buat ga ikut aja. besok paginyha gw malah ikut jalan" sama temen" gw, cewe gw sedih plus marah sama gw, dan akhirnya cewe gw juga jalan" sama sahabatnya.

gw ga tenang mikirin dia terus, waktu itu gw jalan" ke TMII, sumpah demi apapun gw BETE bgt. tapi gw ngerasa berdosa banget, karna gw ninggalin cewe gw di hari jadi kita. pacar gw tau"nya jalan" ke TMII juga, pikir gw "waw kesempatan emas ni hahahahahaha" gw smsn sama cewe gw terus, dan akhirnya kita janjian dideket pintu masuk, pas itu gw udah misah sama temen" sd gw.

lama sekali menunggu sang pacar+sahabatnya yaitu unyu(dianmeirahayu). udah kaya lagunya bang haji, "kedatnganmu ku tunggu tlah lamaaaaaaaaaa" *gaapalwkokwokwokwokwokow
dan akhirnya setelah habus 4 batang rokok (waktuitugwmasihngerokok) dia datang dengan ojeknya taman mini.

gila gw langsung malu ninggalin dia pas hari jadian, *akumintamaafsayangloveyoubuatmeilanialiasami
akhirnya aku dan kamu+unyu makan dipinggir pohon, seusai makan kami bertiga jalan dan sagking bingungnya mau kemana, si unyu bilang "kita naek sepeda aja yo, bingung gw ni, taman mini segini doang apa ya" pas muter muter ada tempat dari papua dan unyu dengan narsisnya syelalu foto".

gw juga ga mau keilangan momen penting dalam sejarah masa pacaran dengan meilani, fotonya cuma dapet satu, karna mela takut sama orang irian yang hanya pake apatau namanya yang jelas bukan koteka loh.

masa" terindah berlanjut pada saat hujan mulai turun dikesorean hari, kami bertiga pulang sore alias magrib.
mamam bakso dulu sama si melaniabu.


KESAN : sayang kapan" kita jalan" lagi ya tapi jangan ujan kasian kamunya aku sayang banget sama kamu.jangan sakit lagi yasayang. masa" kaya gitu seru makasih ya udah ngasih aku kenangan terindah dimasa smp

Minggu, 24 Juli 2011

gambang kromong






Sebutan Gambang Kromong di ambil dari nama dua buah alat perkusi, yaitu gambang dan kromong. Bilahan gambang yang berjumlah 18 buah, biasa terbuat dari kayu suangking, huru batu atau kayu jenis lain yang empuk bunyinya bila dipukul. Kromong biasanya dibuat dari perunggu atau besi, berjumlah 10 buah (sepuluh ’pencon’).

Orkes Gambang Kromong merupakan perpaduan yang serasi antara unsur-unsur pribumi dengan unsur Cina. Secara fisik unsur Cina tampak pada alat-alat musik gesek yaitu Tehyan, Kongahyan dan Sukong, sedangkan alat musik lainnya yaitu gambang, kromong, gendang, kecrek dan gong merupakan unsur pribumi.

Perpaduan kedua unsur kebudayaan tersebut tampak pula pada perbendarahaan lagu-lagunya. Disamping lagu-lagu yang menunjukan sifat pribumi seperti Jali-jali, Surilang, Persi, Balo-balo, Lenggang-lenggang Kangkung, Onde-onde, Gelatik Ngunguk dan sebagainya, terdapat pula lagu-lagu yang jelas bercorak Cina, baik nama lagu, alur melodi maupun liriknya seperti Kong Jilok, Sipatmo, Phe Pantaw, Citnosa, Macuntay, Gutaypan dan sebagainya.

Orkes Gambang yang semula digemari oleh kaum peranakan Cina saja, lama-kelamaan di gemari pula oleh golongan pribumi, karena berlangsugnya proses pembauran. Bila pada masa lalu popularitas orkes Gambang Kromong umumnya hanya terbatas dalam lingkungan masyarakat keturunan Cina dan masyarakat yang langsung atau tidak langsung banyak menyerap pengaruh kebudayaannya, pada perkembangan kemudian, penggemarnya semakin luas, lebih-lebih pada tahun tujuh puluhan.

Bebagai faktor yang menyebabkan diantaranya karena mulai banyak seniman musik pop yang ikut terjun berkecimpung didalamnya seperti Benyamin S pada masa hidupnya, Ida Royani, Lilis Suryani, Herlina Effendi dan lain-lain.

Gambang Kromong merupakan musik Betawi yang paling merata penyebarannya di wilayah budaya Betawi, baik di wilayah DKI Jakarta sendiri maupun didaerah sekitarnya, lebih banyak penduduk keturunan Cina dalam masyarakat Betawi setempat, lebih banyak pula terdapat grup-grup orkes Gambang Kromong. Di Jakarta Utara dan Jakarta Barat misalnya, lebih banyak jumlah grup Gambang Kromong dibandingkan di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur. Dewasa ini terdapat istilah “Gambang Kromong asli” dan “Gambang Kromong kombinasi”.

Sebagaimana tampak pada namanya “Gambang Kromong kombinasi”, ialah orkes Gambang Kromong yang alat-alatnya ditambah atau dikombinasikan dengan alat-alat musik Barat modern yang kadang-kadang elektronis, seperti gitar melodis, bass, gitar ,organ, saxopone, drum dan sebagainya. Disini berlangsung perubahan dari laras pentatonik menjadi diatonis tanpa terasa mengganggu.

Dengan penambahan alat musik itu warna suara gambang kromong masih tetap terdengar, serta masuknya lagu-lagu pop berlangsung secara wajar, tidak dipaksakan. Terutama bagi generasi muda tampaknya gambang kromong kombinasi lebih komunikatif, sekalipun kadang-kadang ada kecenderungan tersisihnya suara alat-alat gambang kromong asli oleh alat musik elektronis yang semakin dominan.

Rombongan-rombongan gambang keromong asli pada umumnya dimiliki dan dipimpin oleh golongan pribumi yang ekonomi lemah, seperti rombongan “Setia Hati” pimpinan Amsar di Bendungan Jago, rombongan “Putra Cijantung” pimpinan Marta (dahulu dipimpin oleh Nyaat yang sekarang telah meninggal), rombongan “Garuda Putih” pimpinan Samad Modo di Pekayon, Gandaria. Sedang gambang kromong kombinasi pada umumnya dimiliki oleh golongan yang ekonomi relatif`` kuat, seperti rombongan “Naga Mas” pimpinan Bhu Thian Hay (almarhum), “Naga mustika” pimpinan Suryahanda, “Selendang delima” pimpinan Liem Thian Po dan sebagainya. (budayajakarta.com)

Sabtu, 23 Juli 2011

tanjidor













Sejarah

Tanjidor adalah sebuah kesenian Betawi yang berbentuk orkes. Kesenian ini sudah dimulai dari abad ke-19. Alat-alat musik yang dimaenin biasanye terdiri dari gabungan alat-alat musik tiup, alat-alat musik gesek dan alat-alat musik perkusi. Biasanye kesenian ini dimaenin untuk nganter penganten atau dalam acara pawai daerah. Tapi pade umumnye kesenian ini diadakan di suatu tempat yang akan dihadiri oleh masyarakat Betawi secara luas kayak sebuah orkes.
Musik tanjidor diduga berasal dari bangse Portugis yang dateng ke Betawi pada abad ke 14 sampe 16. Menurut sejarawan, dalam bahase Portugis ade kata tanger. Kata tanger sendiri artinye maenin alat musik. Maenin alat musik ini dilakuin pada pawai militer atau upacare keagamaan. Kata tanger itu kemudian diucapin ama orang Betawi jadi tanjidor.
Kate ahli musik dari Belanda yang namanye Ernst Heinz, tanjidor asalnye dari para budak yang ditugasin maen musik untuk tuannye.
Sejarawan Belanda bernama Dr. F. De Haan juga berpendapat kalo orkes tanjidor berasal dari orkes budak pade mase kompeni dulu. Pada abad ke 18 kote Batavia dikelilingi benteng tinggi, kaga banyak tanah lapang. Para pejabat tinggi kompeni ngebangun villa di luar kote Batavia. Villa-villa itu terletak di Cililitan Besar, Pondok Gede, Tanjung Timur, Ciseeng, dan Cimanggis.
Di villa-villa inilah terdapat budak. Budak-budak itu ternyate punye keahlian. Di antaranye ade yang bise maenin alat musik. Alat musik yang mereka maenin antara lain : klarinet, piston, trombon, tenor, bas trompet, bas drum, tambur, simbal, dan laen-laen. Para budak pemaen musik bertugas menghibur tuannye saat pesta dan jamuan makan.
Nah pas perbudakan dihapusin tahun 1860, pemaen musik yang dulunye budak jadi orang yang merdeka. Karena keahlian bekas budak itu bermaen musik, mereka ngebentuk perkumpulan musik. Lahirlah perkumpulan musik yang dinamain tanjidor.
(Sumber : http://Kampung Betawi.com)

ALAT MUSIK TANJIDOR
Pada umumnya alat-alat musik pada orkes Tanjidor terdiri dari alat musik tiup seperti piston (cornet a piston), trombon, tenor, klarinet, bas, dilengkapi dengan alat musik pukul membran yang biasa disebut tambur atau genderang.
 
Untuk pergelaran terutama yang ditempat dan tidak bergerak alat-alatnya sering kali ditambah dengan alat gesek seperti tehyan, dan beberapa membranfon seperti rebana, bedug dan gendang, ditambah pula dengan beberapa alat perkusi seperti kecrek, kempul dan gong.
 
LAGU-LAGU PENGIRING
Lagu-lagu yang biasa dibawakan orkes tanjidor, menurut istilah setempat adalah “Batalion”, “Kramton” “Bananas”, “Delsi”, “Was Tak-tak”, “Cakranegara”, dan “Welmes”. Pada perkembangan kemudian lebih banyak membawakan lagu-lagu rakyat Betawi seperti Surilang “Jali-jali dan sebagainya, serta lagu-lagu yang menurut istilah setempat dikenal dengan lagu-lagu Sunda gunung, seperti “Kangaji”, “Oncomlele” dan sebagainya.

WILAYAH PENYEBAR TANJIDOR
Grup-grup Tanjidor yang berada di wilayah DKI Jakarta antara lain dari Cijantung pimpinan Nyaat, Kalisari pimpinan Nawin, Pondokranggon pimpinan Maun, Ceger pimpinan Gejen.
Daerah penyebaran Tanjidor, kecuali di daerah pinggiran kota Jakarta, adalah di sekitar Depok, Cibinong, Citeureup, Cileungsi, Jonggol, Parung dalam wilayah Kabupaten Bogor, di beberapa tempat di wilayah Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Tangerang.