terus dalam posisi ini dengan tangan kiri
menggunakan mereka dan jari tengah mencengkeram bagian atas paket
menarik sedikit poros dek jari pinkey
terpisah sedikit lebih dari poros dek jari telunjuk
berikutnya, poros paket bawah pada jari pertama
poros paket atas pada ibu jari tangan kanan Anda
poros bagian yang sulit satu kartu dari atas paket. melakukan ini dengan mendorong dengan jari telunjuk Anda, berputar dari tangan kanan jari tengah
praktek poros dengan seluruh dek
jempol kiri akan mendorong kartu dari belakang paket atas
lanjutkan untuk ambil kartu ini didorong dengan pinkey kiri
Jumat, 16 September 2011
Jumat, 02 September 2011
pecahan
B. Menyederhanakan Pecahan
Pecahan dapat disederhanakan dengan mencari FPB dari pembilang dan penyebutnya. Agar kamu lebih memahaminya, perhatikan contoh berikut.c. Cara 1
Mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa terlebih dulu, kemudian disederhanakan.
Cara 2
Menyederhanakan bagian pecahannya saja.
Sekarang, kamu akan mempelajari cara menyederhanakan pecahan dengan pembilang dan penyebut yang lebih besar.
c. Cara 1
Cara pertama adalah dengan mengubah pecahan campuran menjadi pecahan biasa terlebih dahulu, kemudian disederhanakan.
Cara 2
Cara kedua adalah dengan menyederhanakan bagian pecahannya saja.
C. Mengurutkan Pecahan
Untuk mengurutkan bilangan cacah seperti 10, 8, 15, 6, 20, mulai dari yang terkecil mungkin kamu lebih mudah mengurutkannya, yaitu 6, 8, 10, 15, 20. Akan tetapi, untuk mengurutkan bilangan pecahan, apalagi pecahan yang tidak sejenis kamu perlu mempelajari langkah-langkahnya.Dalam mengurutkan pecahan, hal pertama yang harus dilakukan adalah memperhatikan penyebutnya.
Jika penyebutnya sama, urutkan pecahan-pecahan tersebut dari yang
pembilangnya terkecil sampai dengan yang terbesar atau sebaliknya.
Jika penyebutnya tidak sama, samakan dahulu penyebut pecahan-pecahan
tersebut dengan menggunakan KPK dari penyebut-penyebut tersebut. Setelah
itu, urutkan pecahan-pecahan tersebut dari yang pembilangnya terkecil
sampai dengan yang terbesar atau sebaliknya.
Kamis, 01 September 2011
dimensi besaran pokok dan turunan
1. Dimensi Besaran Pokok dan Besaran Turunan
Dimensi adalah cara penulisan suatu besaran dengan menggunakan simbol (lambang) besaran pokok. Hal ini berarti dimensi suatu besaran menunjukkan cara besaran itu tersusun dari besaran-besaran pokok. Apa pun jenis satuan besaran yang digunakan tidak memengaruhi dimensi besaran tersebut, misalnya satuan panjang dapat dinyatakan dalam m, cm, km, atau ft, keempat satuan itu mempunyai dimensi yang sama, yaitu L.
Di dalam mekanika, besaran pokok panjang, massa, dan waktu merupakan besaran yang berdiri bebas satu sama lain, sehingga dapat berperan sebagai dimensi. Dimensi besaran panjang dinyatakan dalam L, besaran massa dalam M, dan besaran waktu dalam T. Persamaan yang dibentuk oleh besaran-besaran pokok tersebut haruslah konsisten secara dimensional, yaitu kedua dimensi pada kedua ruas harus sama. Dimensi suatu besaran yang dinyatakan dengan lambang huruf tertentu, biasanya diberi tanda [ ]. Tabel berikut ini menunjukkan lambang dimensi besaran-besaran pokok.
Dari dimensi besaran-besaran pokok, dapat disusun dimensi dari besaran turunan . Berikut tabel yang menunjukkan dimensi besaran turunan:
2. Analisis Dimensi
Setiap satuan turunan dalam fisika dapat diuraikan atas faktor-faktor yang didasarkan pada besaran-besaran massa, panjang, dan waktu, serta besaran pokok yang lain. Salah satu manfaat dari konsep dimensi adalah untuk menganalisis atau menjabarkan benar atau salahnya suatu persamaan. Metode penjabaran dimensi atau analisis dimensi menggunakan aturan-aturan:
a. Dimensi ruas kanan = dimensi ruas kiri
b. Setiap suku berdimensi sama
Sebagai contoh, untuk menganalisis kebenaran dari dimensi jarak tempuh dapat dilihat persamaan berikut:
a. Dimensi ruas kanan = dimensi ruas kiri
b. Setiap suku berdimensi sama
Sebagai contoh, untuk menganalisis kebenaran dari dimensi jarak tempuh dapat dilihat persamaan berikut:
Dari tabel tentang dimensi beberapa besaran turunan dapat diperoleh:
- dimensi jarak tempuh = dimensi panjang = [ L]
- dimensi kecepatan =
- dimensi waktu = [T]
Maka dimensi jarak tempuh dari rumus s = v × t untuk ruas kanan:
- dimensi jarak tempuh = dimensi panjang = [ L]
- dimensi kecepatan =
- dimensi waktu = [T]
Maka dimensi jarak tempuh dari rumus s = v × t untuk ruas kanan:
Dimensi besaran pada kedua ruas persamaan sama, maka dapat disimpulkan bahwa kemungkinan persamaan tersebut benar. Akan tetapi, bila dimensi besaran pada kedua ruas tidak sama, maka dapat dipastikan persaman tersebut salah.
Langganan:
Postingan (Atom)